ummuhanin

Islam telah meletakkan kaidah-kaidah yang arif untuk memelihara rumah tangga dari perselisihan dan perceraian.

Dan Islam menetapkan dasar-dasar yang lurus yang dapat menolak segala problema penghalang terwujudnya kebahagiaan suami istri dan menghilangkan cinta serta ketenangan di antara keduanya.
Sebagaimana Islam mencegah setiap perkara yang dapat memecah belah anggota keluarga atau menghalangi keluarga untuk merealisasikan tujuan-tujuannya.

Ada beberapa sebab sehingga islam menaruh perhatian besar terhadap keluarga.
Keluarga adalah batu bata yang kuat yang dibangun dengannya istana masyarakat muslim.
Dan keluarga merupakan madrasah iman yang mencetak generasi-generasi muslim.

Karena itulah, musuh-musuh Islam sangat berambisi untuk memecahkan keutuhan keluarga dan menggoncangkan sendi-sendinya,
agar hilang kemampuan keluarga itu untuk berproduksi dan memberi ( mencetak generasi muslim).
Mereka menyisipkan kebatilan mereka kedalam keluarga melalui perantara yang banyak, utamanya melalui media massa.

Termasuk perkara yang sangat disesalkan adalah keluarga yang mendapat serangan dari arah musuh-musuhnya ini juga terancam dari sisi anggotanya
yang memikul tanggung jawab keluarga tersebut, khususnya suami pada kedudukan pertama dan istri pada kedudukan kedua.

Berikut ini sepuluh wasiat untuk wanita, untuk istri, untuk nyonya rumah dan ibunya anak-anak
yang ingin menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan.

WAHAI WANITA MUKMINAH !!

Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannya engkau membuat ridla Tuhanmu, engkau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.

1.TAKWA KEPADA ALLAH DAN MENJAUHI MAKSIAT

Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah.

Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan.
Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti fulanah yang telah bermaksiat kepada Allah.
Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami: Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami
Wahai hamba Allah,jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu dan menjaga untukmu suamimu dan rumahmu.
Sesungguhnya ketaatan akan menumpulkan hati dan mempersatukannya, sedang kan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceriberaikan keutuhannya.

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya,ia berkata Aku mohon ampun kepada Allah ..itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)....

Maka hati-hati wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:

-Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.

-Duduk di majlis ghibah dan namimah berbuat riya dsb

Menjelekkan dan mengejek orang lain, Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (QS. 49:11)

-Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram.

Nabi bersabda:

"Negri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya."(HR Muslim dalam AlMasajid)

-Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pembantu dan pendidik-pendidik yang kafir.

-Meniru wanita-wanita kafir.

Nabi saw bersabda:"Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongn mereka (HR Ahmad dan Abu Daud, disahihika oleh Al Albani, lihat Irwaul Ghalil no 1269 dan Shahihul Jami no 6149

-Menyaksikan film-film dan mendengarkan nyanyian.

-Membaca majalah-majalah lawakan/humor.

-Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan mendesak.

-Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.

-Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik.

Nabi saw bersabda: "Seseorang itu menurut agama temannya.(HR Ahmad dan Tirmidzi, ia berkata:Hadits hasan gharib, disetujui oleh Al Albany dalam takhrij Misykatul Masabih no 5019)

-Tabarruj (pamer kecantikan)

2.BERUPAYA MENGENAL DAN MEMAHAMI SUAMI

Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah,
karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah Ta`ala).

Berikut ini dengarkanlah kisah seorang istri yang bijaksana yang berupaya memahami suaminya

Berkata sanga suami kepada temannya:

Selama duapuluh tahun hidup bersama belum pernah aku melihat dari istriku perkara yang dapat membuatku marah. Maka berkata temannya dengan heran Bagaimana hal itu bisa terjadi .

Berkata sang suami:

Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata :
Jangan tergesa-gesa wahi Abu Umayyah.

Lalu ia berkata: Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasulullah Aku adalah wanita asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu, maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya dan apa yang engkau tidak sukai niscaya aku akan meninggalkannya.

Kemudian ia berkata:Aku ucapkan perkataaan ini dan kau mohon ampun kepada Allah untuk diriku dan dirimu.
Berkata sang suami kepada temannya: Demi Allah, ia mengharuskan aku untuk berkhotbah pada kesempatan tersebut.
Maka aku katakan: Segala puji bagi Allah dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan keluaraganya.
Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya,
maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai bukti untuk menyalahkanmu.
Aku menyukkai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu.
Apa yang engkau lihat dari kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekkan tutupilah.

Istri berkata: Apakah engkau suka bila aku mengunjungi keluargaku?

Aku menjawab:Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku (yakni si suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung).

Ia berkata lagi:Siapa diantara tetanggamu yang engkau suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk?
Dan siapa yang engkau tidak sukai maka akupun tidak menyukainya?

Aku katakan: Bani fulan adalah kaum yang shaleh dan Bani Fulan adalah kaum yang jelek.

Berkata sang suami kepada temannya: Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya.Dan aku hidup bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di permulaan tahun, tatkala aku pulang dariatempat kerjaku, aku dapatkan ibu mertuaku ada di rumahku.
Lalu ibu mertuaku berkata kepadaku:

Bagaimana pendapatmu tentang istrimu? Aku jawab: Ia sebagik-baik istri .
Ibu mertuaku berkata:Wahai Abu Umayyah.
Demi Allah, tidak ada yag dimiliki para suami di rumah-rumah mereka yang lebih jelek daripada istri penentang (lancang).
Maka didiklah dan perbaikilah akhlaknya sesuai dengan kehendakmu.
Berkata sang suami:Maka ia tinggal bersamaku selama dua puluh tahun, belum pernah aku mengingkari perbuatannya sedikitpun kecuali sekali, itupun karena aku berbuat dhalim padanya.(Dari Al masyakul Az Zaujiyyah wa Hululuha fi Dlaw`il Kitab wa Sunnah wal Mafariful Haditsiyah oleh Muhammad Utsman Al Khasyat, hal 28-29)

Alangkah bahagia kehidupannya!.

Demi Allah, aku tidak tahu apakah kekagumanku tertuju pada istri tersebut dan kecerdasan yang dimilikinya?

Ataukah tertuju pada sang ibu dan pendidikan yang diberikan untuk putrinya?
Ataukah terhadap sang suami dan hikmah yang dimilikinya?
Itu adalah keutamaan Allah yang diberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki!

3.KETAATAN YANG NYATA KEPADA SUAMI DAN BERGAUL DENGAN BAIK.

Sesungguhnya hak suami atas istri itu besar.
Rasulullah saw bersabda:

"Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.(HR Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Al Albany, lihat Shahihul Jami`us Shaghir no 5294

Hak suami yang pertaman adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya.

Bersabda Rasulullah saw: "Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali. (HR Thabrani dan Hakim dalam Mustadrak, dishahihkan Al Albany, lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no 288)

Karena itulah Aisyah Ummul Mukminin berkata dalam memberi nasehat kepada para wanita:

Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita diantara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya.(Lihat kiab Al Kabair oleh Imam Dzahabi hal 173, cet Darul Nadwah al Jadidah)

Engkau termasuk sebaik-baik wanita!!!

Dengan ketaatanmu kepada suamimu dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik wanita, dengan izin Allah.
Pernah ada yang bertanya kepada asulullah saw: (artinya) Wanita bagaimanakah yang terbaik?
beliau menjawab:Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya. (Isnadnya hasan)

Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu,
berdasarkan sbada Asulullah saw:
(artinya)Bila seorang wanita shalat lima waktu puasa pada bulan Rhamadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.
(HR Ibnu Nuaim dalam Al Hilyah. Berkata Syaikh Al Albany:Hadits ini memiliki penguat yang menaikkan ke derajad hasan atau shahih. Lihat Misykatul Mashabih no 3254.

4.BERSIKAP QANAAH (MERASA CUKUP).

Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesangupan suaminya atau memina sesuatu yang tidak perlu.

Dalam satu riwayat disebutkan Wanita yang paling besar barakahnya.

Wahai siapa gerangan wanita itu?

Apakah dia yang menghambur-hamburkan hartanya menuruti selera syahwatnya dan mngenyangkan keinginannya?

Ataukah dia yang biasa mengenakan pakaian termahal walau suami harus berhutang kepada teman-temannya untuk membayar harganya?

Sekali-kali tidak demi Allah, namun:

Wanita yang paling besar barakahnya adalah yang paling ringan maharnya. ( Hadits lemah, diriwayatkan Hakim dan dishahihkannya dan disepakati Dzahabi. Namun al albany mengisyaratkan kelemahan hadits ini.Illatnya pada Ibnu Sukhairah dan pembicaraaan tenangnya disebutkan secara panjang lebar pada tempatnya, lihat dalam Silsilah Al ahadits Ad Dlaifah no 1117)

Renungkanlah wahai suadariku muslimah adabnya wanita salaf radliallahu anhunna.
Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat padanya.

Apa wasiatnya? Ia berkata kepada sang suami:

Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram,
karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa sabar dari api neraka..
Adapun sebagian wanita kita pada hari ini apayang mereka wasiatkan kepada suaminya jika hendak keluar rumah?!
Tak perlu pertanyaan ini dijawab karena aku yakin engkau lebih tahu jawabannya dari pada diriku.
Labels: | edit post
0 Responses